Kanker mulut rahim akibat Pembalut

Arliva – Sekitar akhir bulan april yang lalu saya dikejutkan dengan tulisan seorang dokter di group yahoo yang menyatakan dampak bahaya dari pembalut wanita yang menyebabkan kanker mulut rahim. Dalam awal tulisan yang dia sampaikan, bahwa WHO menyatakan di indonesia terjadi peningkatan kanker mulut rahim sampai menjadikan no 1 didunia dan yang menjadikan penyebabnya 62% adalah penggunaan produk pembalut yang tidak berkualitas.

Di RSCM sendiri setiap tahun ada 400 pasien baru kanker mulut rahim dan kematian akibat kanker serviks di RS tersebut mencapai 66%. Mayoritas dari pasien tersebut datang dengan kondisi yang sudah pada stadium lanjut. Ini menunujukkan adanya kesadaran tentang deteksi kanker leher rahim masih sangat rendah.

Ini diakibatkan juga pengetahuan tentang penyakit kanker mulut rahim yang minim sekali. Tidak adanya perhatian dari wanita ataupun pemerintah sendiri mengenai berbagai penyakit yang menakutkan ini. Bahkan mereka sendiri mungkin baru tahu jenis penyakit ini setelah di informasikan oleh dokter yang menangani penyakitnya. Setelah semua itu menjadi satu hal yang sudah susah untuk di sembuhkan.

Walaupun begitu, sebenarnya ada beberapa RS yang mengadakan seminar seputar kesehatan reproduksi wanita ini. Baik yang dilakukan dengan gratis atau hanya untuk membayar beberapa ribu rupiah saja. Dalam seminar tersebut diantaranya membahas salah satu dari penyakit reproduksi wanita yaitu kanker mulut rahim.

Menyambung dari apa yang disampaikan dokter diatas, maka dia menghimbau untuk berhati-hati dalam penggunaan pembalut wanita yang dijual dipasaran. Karena menurut dari apa yang disampaikan oleh WHO, pembalut yang ada di indonesia banyak mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Seperti dioxin yang digunakan untuk memutihkan bahan dasar dari pembalut itu. Untuk membuktikannya dia memberikan cara untuk mengetahui kehigienisan pembalut. Dengan cara seperti itulah maka, suatu pembalut akan mudah diketahui apakah higienis atau tidak.

Kebenaran dari penyebab kanker mulut rahim tersebut salah satunya adalah pembalut, mungkin belum ada penelitian yang benar-benar bisa membuktikan. Namun, pembalut yang mengandung bahan kimia berbahaya tentu saja tidak bagus juga untuk dipakai pada daerah yang sangat sensitif tersebut. Maka dari itu, alangkah lebih baik jika kita mengetahui sejak awal sehingga bisa mengambil sikap positif dan mengambil tindakan yang sesuai.

Arliva widji

Tinggalkan komentar